Rabu, 20 Juli 2011

Menikahi diri sendiri

Selamat malam! Masih bersama saya si anak mellow yang masih kebawa suasana tadi sore. Ngomong-ngomong soal pasangan hidup, ada seorang kawan sama di komunikasi berinisial AW, yang berkata "ih, gue ngga mau lo pe, punya istri yang sifatnya sama kaya gue, itu kaya ngawinin diri gue sendiri men!"

Begitu kira-kira katanya waktu itu,

Hm... padahal menurut saya, saya malah kepengen punya orang yang satu pikiran sama saya. Maksud saya, kenapa juga kita mesti susah-susah menggabungkan dua pikiran kalo kita bisa barengan sama orang yang satu pikiran?

Orang bilang, pernikahan itu adalah menggabungkan dua pikiran menjadi satu kesatuan, lah, kalo tujuannya untuk mencapai satu kesatuan, bukankan lebih mudah apabila kita bersama denga orang yang satu pikiran?

Misalnya seperti ini, saya adalah orang yang konservatif dan tertutup, ketika saya berhubungan dengan seseorang yang bersifat ekstrovert dan santai, saya pribadi merasa saya seperti di planet lain, dan saya merasa jadi tidak bisa mngimbangi. Rasanya ada yang janggal mengetahui pasangan saya sedang sibuk membangun hubungan sosialnya, sedangkan saya hanya membangun hubungan sosial saya dengan beberapa orang saja (tentu dengan yang saya merasa nyaman). Di lain sisi, pasti dia juga merasa sebal dan kesal, "ini orang kok gini banget sih, apa-apa takut, apa-apa malu, payah banget sih". Lalu bagaimana bisa tercapai tujuan yang sama kalo begitu?

Pada akhirnya, terdapat suatu limit, dimana kedua belah pihak tidak dapat lagi mentolelir sifat pasangannya tersebut. Mungkin saya merasa dia terlalu gaul, dan saya merasa minder, atau bisa jadi pasangan saya merasa saya terlalu cupu dan payah untuk menjadi pasangannya karena tidak mau diajak pergi kemana-mana.

Maka dari itu, saya rasa lebih menarik apabila kita hidup dengan orang yang satu kepala dengan kita. Misalnya, saya menyukai perkembangan terbaru seputar gadget, saya tentu akan menjadi perempuan pintar karena saya bisa berbicara mengenai hal-hal yang memang saya suka dan saya gemari, jadi kita akan bisa membahas banyak hal seputar hal yang kita sukai, istilah kasarnya, nyambung gitu loh.

Lain halnya ketika saya, menyukai peekembangan gadget terbaru, dan pasangan saya mengamati mengenai dunia oahraga. Sampe kiamat juga saya ngga perduli sekarang taufik hidayat masih main engga, susi susanti udah kelaut apa kegunung, pas ngobrol ya saya cuma bisa planga plongo bego kalo ditanya. Bener ga si?

Saya rasa akan sangat menarik dan sangan menyenangkan, apabila saya menikahi diri saya sendiri dalam versi laki-laki, tanpa diberi tahu saya akan mendapat perlakuan istimewa sebagaimana yang selalu saya sukai, dan tanpa disuruh saya pun tidak akan menjadi cewek rempong yang manja dan kebanyakan ngeluh.

Saya perhatikan 3 postingan terakhir ini selalu mengenai keluarga. Mungkin saya kebelet kawin. :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar